Selasa, 30 Desember 2008

Pengenalan Website

Dengan Hormat, Salam sejahtera kami sampaikan semoga Bapak/Ibu/Sdr/i senantiasa berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, serta sukses dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta informasi khususnya dibidang IT, dengan ini kami mengenalkan website dan sekaligus menawarkan kerjasama dalam bidang informasi yang ada di perusahaan / institusi Bapak/Ibu/Sdr/i Besar harapan kami Bapak/Ibu/Sdr/i dapat meluangkan waktu dan tempat untuk memberikan informasi, kritik dan saran melalui fasilitas yang terdapat di website kami. www.iptek-jakarta.com. www.nurul-ihsan.com. Demikian perkenalan dan permohonan kami, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. YAYASAN PENDIDIKAN NURUL IHSAN DUTA ILMU Ttd Drs. H. MARWI ARGASASMITA, SH, MH, MM Direktur Baca Selengkapnya....

Rabu, 24 Desember 2008

Jati Diri Wanita Indonesia

JATI DIRI WANITA INDONESIA DALAM DIRI R.A. KARTINI DAN DEWI SARTIKA Bangsa yang besar adalaha bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Di Indonesia banyak tokoh perempuan yang concern terhadap upaya menciptakan persamaan hak laki-laki dan perempuan serta memiliki harapan menciptakan kesempatan pendidika bagi perempuan. Setidaknya kita mengenal dua tokoh besar dalam pergerakan wanita. Yaitu R.A. Kartini (1879-1904) dan Dewi Sartika (1884-1947). Kedua tokoh wanita ini sama sama memperjuangkan agar wanita Indonesia setara dengan pria memiliki hak bukan hanya kewajiban dan juga bisa sejajar dengan wanita-wanita dari Negara lain. R.A Kartini dan Dewi Sartika adalah pahlawan nasional yang mendorong emansipasi wanita. RA. KARTINI Siapa yang tidak kenal dengan R.A Kartini. Wanita kelahiran 21 April 1879 ini merupakan perintis perubahan bagi kaum wanita. Lahir dari keluarga bangsawan yang berpikiran maju, keluarganya sangat mengedepankan pendidikan, dan sosoknya cekatan, lincah, pintar, suka belajar serta haus akan ilmu pengetahuan. Keluarga Kartini memang keluarga intelektual yang menyadari pentingnya lmu pengetahuan bagi pertumbuhan dan perkembangan diri. Banyak diantara kita masih banyak yang salah tafsir dengan ajaran Kartini. Kartini bukan menuntut persamaan hak antara wanita dengan pria. Kartini hanya menuntut supaya wanita bisa memperoleh pendidikan yang semestinya. Bagi generasi muda Indonesia, sosok R.A Kartini mengajarkan banyak hal. Pertama, R.A Kartini berumur sangat pendek karena beliau meninggal di usia 25 tahun pada tahun 1904. Seorang wanita muda, bahkan sangat muda, yang hidupnya dipingit dan dibatasi oleh segala bentuk tata krama yang kolot, bisa menjadi sosok yang begitu besar dan begitu inspirasional. Kenyataan banyak dari kita yang sudah berusia lebih lanjut dari R.A Kartini belum mulai berbuat sesuatu untuk sesama dan lingkungan sekitar apalagi berprestasi. Kedua, saat beliau wafat dalam usia yang begitu muda, berarti prestasinya sudah diukir jauh-jauh hari sebelumnya. R.A Kartini hanya mengenyam pendidikan formal selama 12 tahun dan setelah itu mulai dipingit di dalam rumahnya oleh ayahnya yaitu Raden Mas Sosroningrat yang saat itu menjabat sebagai Bupati Jepara. Keadaan tersebut yang membuat R.A Kartini memberontak namun tidak membangkang terhadap orangtuanya. Pada saat itu untuk melawan segala keterbatasan sosial dan fisik , beliau melengkapi dirinya secara intelektual. Alhasil, walaupun gerakannya terbatas oleh tembok rumah, kemampuan intelektual R.A Kartini justru mendunia. Ia mendidik dirinya secara otodidak. Padahal saat itu ia masih berusia 12 tahun atau setingkat dengan kelas enam SD saat ini. Kartini muda mulai dengan menulis banyak surat dan membangun jaringan teman penanya diseluruh dunia, terutama di Eropa. Surat-surat R.A Kartini yang berjumlah ratusan dan ditulis selama bertahun-tahun mengungkapkan rasa senang, sedih, kecewa, putus asa, harapan dan kenyataan. Lewat tulisannya itulah Kartini tidak hanya dikenal di Belanda dan Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Karena kumpulan suratnya dibukukan dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa didunia dan di baca banyak orang. Buku kumpulan surat Kartini “Habis Gelap Terbitlah Terang” (Door Duisternist tot Lincht) diterbitkan pertamakali pada tahun 1911 di Belanda atas prakarsa Menteri Kebudayaan, agama dan Kerajaan Hindia Belanda, Mr JH Abendanon. R.A Kartini seorang perempuan yang luar biasa, sosok yang lebih maju daripada perempuan pada umumnya di zaman ketika beliau hidup. Hal ini terlihat dari cara beliau menuturkan pemikirannya, sikap dalam menjalani hidup serta tindakan nyata yang dilakukannya dalam menjawab pertanyaan sosial. Beliau dapat mengemukakan pikirannya dengan lugas dan cerdas sehingga banyak simpati publik terutama pemerintah Belanda. Ditambah lagi dengan kedekatan ayahnya dengan pemerintah Belanda. Di Indonesia, tanggal 21 April memiliki kesakralan yang terus dipertahankan. Tanggal tersebut kembali mengingatkan pada lahirnya seorang pejuang perempuan Indonesia dan sebagai cikal bakal munculnya emansipasi perempuan dan wujud penghargaan atas jasa-jasanya memerdekakan dan memberi peluang pendidikan bagi wanita. Bukan hal aneh, perayaan hari Kartini diisi dengan berbagai kegiatan terutama anak-anak perempuan usia TK dan SD bahkan penyiar perempuan beberapa televisi swasta tampaknya sudah menjadi keharusan pada tanggal tersebut berdandan seperti seorang Kartini yaitu berkebaya, kain, lengkap dengan sanggulnya. DEWI SARTIKA Dilahirkan dari keluarga bangsawan Sunda, Nyi Raden Rajapernas dan raden Somanagara tanggal 4 Desember 1884 di Bandung. Sepeninggal bapaknya Uwi (panggilan Dewi sartika) dirawat oleh pamannya yang menjabat sebagai patih di Cicalengka, sejak kecil sudah menunjukkan bakat pendidik dan kegigihannya untuk meraih kemajuan. Pada tahun 1902 Dewi Sartika mulai memberikan pengajaran membaca, menulis, perempuan dibelakang rumah ibunya. Kegiatan tersebut tercium oleh C. Den Hammer pejabat Inspektur Pengajaran Hindia Belanda di Bandung. Pada awalnya pemerintah Belanda menilai kegiatan Dewi Sartika sebagai kegiatan liar yang membahayakan dan patut dicurigai. Keinginan untuk mendirikan sekolah wanita sulit bagi Dewi Sartika, walaupun paman nya seorang Bupati martanagara, adat yang mengekang kaum wanita pada waktu itu membuat pamannya mengalami kesulitan dan khawatir. Namun karena kegigihan dan semangat yang tak pernah surut, akhirnya Dewi Sartika dapat menyakinkan pamannya dan diizinkan mendirikan sekolah untuk perempuan. Tahun 1906, Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata, guru Eerste Klasse School (pada waktu itu merupakan Sekolah latihan Guru) yang memiliki visi dan cita-cita yang sama. Tanggal 16 Januari 1904, Dewi Sartika membuka Sakola Istri (Sekolah Perempuan) pertama se-Hindia Belanda. Tenaga pengajarnya tiga orang; Dewi Sartika dibantu dua saudara misannya, Ny. Poerwa dan Nyi. Oewid dengan jumlah murid 20 orang menggunakan ruangan pendopo kabupaten Bandung. Setahun kemudian, sekolahnya menambah kelas sehingga kmudian pindah ke jalan Ciguriang, Kebon Cau. Lulusan pertama keluar tahun 1909, membuktikan kepada bangsa kita bahwa perempuan memiliki kemampuan yang tidak ada bedanya dengan laki-laki. Pada tahun-tahun berikutnya, diwilayah Pasundan bermunculan beberapa Sakola Istri, terutama yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda yang memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi Sartika. Semangat ini menyeberang sampai ke Bukittinggi. Tahun 1914 nama sekolahnya diganti menjadi Sakola Kautamaan Istri (Sekolah Keutamaan Perempuan) dengan mengadaptasi kurikulum Tweede Klasse School. Pada tanggal 16 Januari 1939 Dewi sartika mendapatkan Bintang Emas dari pemerintah Belanda sebagai penghargaan atas jasa-jasa, dan sebelumnya juga memperoleh Bintang Perak dari pemerintah Belanda. Selanjutnya tanggal 1 Desember 1966 Presiden Soekarno menetapkan Dewi Sartika sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Tanggal 11 September 1947 di Tasikmalaya Dewi Sartika menghembuskan nafas terakhirnya, dimakamkan dipemakaman Cigagadon kecamatan Cineam, tiga tahun kemudian dipindahkan ke komplek Pemakaman Bupati Bandung Karang Anyar Bandung. Nina Lubis, sejarawan dari sastra Universitas Padjajaran melihat bahwa perjuangan emansipasi perempuan yang digelorakan R.A Kartini hanya sebatas ide atau gagasan. Apa yang telah dilakukan Dewi Sartika justru dengan pelaksanaannya langsung. Ia benar-benar mendirikan institusi pendidikan pertama bagi kaum perempuan dinegeri ini. Tidak saja dengan pikiran dan tenaga, tetapi juga dengan biaya sendiri. Sebuah impian yang tidak pernah tercapai oleh R.A Kartini semasa hidupnya. Sekolah R.A Kartini baru didirikan sebelas tahun setelah kematiannya, itu pun atas usaha dan kerja keras Roekmini dan Kardinah (adik-adik nya). KESIMPULAN R.A Kartini mempunyai kemampuan mengungkapkan dan menggambarkan peristiwa yang dialaminya dalam bentuk tulisan dengan sangat cermat. Sehingga proses perjuangan Kartini dengan sangat indah, lengkap terekam dalam bentuk tulisan nya sebagai provokasi (mempengaruhi pikiran oranglain), yang hampir tidak dimiliki oleh pejuang wanita lain. Kedekatan beliau dengan beberapa orang-orang Belanda turut mengharumkan namanya di mata dunia. R.A Kartini telah menyimpan percikan-percikan pikirannya dalam bentuk tulisan sehingga suatu saat nanti, percikan itu membesar dan berkobar sebagai api semangat perjuangan. Walaupun pada saat itu R.A Kartini sadar bahwa ia tidak akan hidup panjang dan tidak akan menyaksikan perwujudan cita-citanya. Tapi ia terus menulis dan tetap menulis. Dewi Sartika berhasil dalam mewujudkan cita-citanya mendirikan Sekolah Perempuan se-Hindia Belanda dan menyakini bahwa pendidikan menjadi sarana yang mensejajarkan posisi laki-laki dan perempuan dalam ruang sosial. Dewi Sartika mampu mendobrak tradisi ortodok yang sangat tidak berpihak kepada kaum perempuan. Wajah-wajah R.A Kartini dan Dewi Sartika pada zaman sekarang sudah banyak terlihat. Wanita Indonesia saat ini sudah jauh lebih modern, dunia kerja pun tak lagi didominasi kaum laki-laki. Emansipasi perempuan yang digaungkan, membuka peluang perempuan dalam berkarier dan membuka lebar-lebar peluang bagi perempuan menjadi seorang pemimpin. Kedua pahlawan wanita tersebut merupakan cermin sejarah gelora perjuangan perempuan Indonesia di masanya dan juga sebagai pejuang wanita yang merintis kesamaan hak wanita dan pria. Hasilnya, sekarang wanita mampu berdiri sama tinggi, sejajar dengan kaum pria. Perjuangan mereka membuka peluang perempuan Indonesia untuk berkarir lebih luas diluar urusan rumah tangga dengan tetap tidak meninggalkan kodratnya sebagai ibu sekaligus istri. Tak Jarang perempuan harus berakrobat dalam memenuhi kewajibannya sebagai seorang karyawati, Ibu dan istri. Baginya kesemuanya harus dijalankan dengan sebaik-baiknya dalam rangka beribadah kepada Allah. (Daftar Pustaka ; Sumber-sumber dari internet) Baca Selengkapnya....

Rabu, 10 Desember 2008

Kata - kata Bijak

Generasi muda adalah kader antikorupsi, pembelajaran anti korupsi akan melahirkan generasi yang berani, ulet, dan bertanggung jawab...... Lebih baik orang itu bodoh tapi jujur, dari pada orang pintar tapi tidak jujur , alangkah baik lagi orang pintar sekaligus jujur, Baca Selengkapnya....

Haji

ADA APA SETELAH HAJI Mukadimah Segala puji bagi Allah yang telah memilih jamaah haji sekalian sebagai tamu-tamuNya. Ini merupakan karunia Allah yang sangat besar, dimana jutaan umat Islam yang ingin datang ke tanah suci menunaikan ibadah haji tapi masih belum dapat izin dari Allah, ada saja halangan yang datang. Adapun jamaah sekalian telah mendapatkan kemudahan dari Allah sehingga dapat merampungkan seluruh manasik haji dari mulai umrah sampai tawaf wada, semoga Allah mencatatnya sebagai haji yang mabrur diampuni segala dosa kita dan agar jamaah haji diberi perlindungan dan keselamatan dalam perjalanan pulang ke tanah air, amin! Tanda Haji Mabrur Para ulama kita menyebutkan tanda-tanda haji yang mabrur, diantaranya Imam Hasan Al Bashri rahimahullah berkata: (Haji yang mabrur adalah agar ia pulang dari ibadah haji menjadi orang yang zuhud dalam kehidupan dunia dan cinta akhirat). Allah berfirman yang artinya: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupa bagianmu di dunia”. (Surat Al-Qashash: 77) Zuhud Terhadap Dunia Orang yang zuhud bukan berarti orang yang hanya beribadah di masjid dan tidak mau bekerja mencari harta untuk nafkah anak dan isteri tapi orang yang zuhud orang yang tidak diperbudak oleh hartanya, dunia boleh berada di tangannya tidak di hatinya, aktifitasnya dalam kehidupan dunia tidak melalaikannya dari ingat kepada Allah, melaksanakan shalat yang lima waktu tepat pada waktunya, tidak memutuskan silaturahmi, tetap rajin menuntut ilmu islam lalu mengamalkan dan menda’wahkannya, tidak melupakan tanggung jawab mendidik isteri dan anak-anak. Orang yang zuhud adalah orang yang penghasilannya dari yang halal, bukan dari hasil renten, riba, suap, korupsi, mencuri, judi, pungli, memeras, menipu, memakan hak orang lain. Semoga Allah mengaruniakan kita semua rezeki yang halal, baik dan berkah serta dijauhkan dari segala pendapatan yang haram, amin! Lebih Baik Dari Sebelumnya Dalam Segala Hal Ada lagi yang mengatakan diantara tanda haji yang mabrur adalah setelah pulang dari menunaikan ibadah haji, ia menjadi lebih baik dari sebelumnya . Dalam Hal Tauhid Menjadi lebih baik dalam hal tauhid. Jika ada diantara jamaah haji yang sebelum hajinya masih suka pergi ke dukun untuk minta kekayaan, anak, jodoh, cepat naik pangkat dan lain-lain maka setelah kita haji dan bertaubat kepada Allah bersabdahendaklah kita tinggalkan hal tersebut karena Rasulullah yang artinya, “Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir dengan apa yang telah diturunkan kepada Muhammad”. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Irwa` no. 2006) Barangsiapa yang sebelum ia haji, suka menyembelih sapi atau lainnya untuk dijadikan sebagai tumbal atau sesajen maka sekarang harus meninggalkannya dan menyembelih kurban hanya untuk Allah karena Allah berfirman yang artinya: “Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkorbanlah'’ (Surat Al- Kautsar 2) “Katakanlah sesungguhnya shalatku, sesembelihanku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Rabbul Alamin tidak ada sekutu baginya” (Surat Al-An’aam: 162) Barangsiapa yang sebelum ia haji, masih mempercayai ramalan bintang maka tinggalkanlah dan bertawakallah kepada Allah semata. Barangsiapa yang sebelum hajinya masih mengkeramatkan keris dan jimat-jimat, maka sekarang musnahkanlah segala jimat yang kita miliki. Barangsiapa yang sebelum hajinya masih suka meruwat bumi untuk menghindarkan bencana, maka sekarang bertaubatlah dan tinggalkan upacara syirik itu, bergantunglah kepada Allah karena yang dapat menghindarkan bencana hanya Allah semata. Barangsiapa yang sebelum hajinya masih mengkeramatkan sapi yang dikeluarkan setiap tanggal sepuluh Muharram bahkan berebut untuk memperoleh kotorannya yang dianggap dapat memberikan berkah, maka ketahuilah itu adalah perbuatan syirik. Barangsiapa yang sebelum hajinya masih meyakini bahwa nasib sial akan menimpanya jika bepergian hari Selasa atau Sabtu juga untuk menentukan waktu pernikahan harus dihitung secara cermat karena kalau tidak pas harinya akan menimbulkan kesialan, maka itu semua adalah syirik. Allah tidak mengampuni dosa syirik kecuali jika pelakunya bertaubat, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat. Allah mengharamkan surga bagi orang yang berbuat syirik. Adapun orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan keimanan mereka dengan kesyirikan maka mereka mendapatkan keamanan dan hidayah dari Allah Taala. Dalam Hal Ibadah Hendaklah jamaah haji memperbaiki ibadahnya kepada Allah, shalat yang lima waktu jangan sampai ditinggalkan, zakat maal harus dikeluarkan dan shaum di bulan Ramadhan harus dijalankan. Segala ibadah kita laksanakan dengan penuh rasa cinta kepada Allah yang telah memberikan kepada kita nikmat yang tidak terhingga. Kita siap korbankan harta, tenaga dan waktu kita demi menggapai ridha Allah. Dalam Hal Muamalah Hendaklah kita perbaiki muamalah kita dengan orang tua yang telah melahirkan dan mendidik kita sejak kecil. Jangan sampai kita menyakiti hati mereka dan hendaklah selalu berbakti dan memperlakukan mereka dengan sebaik-baiknya.. Jika orang tua kita telah meninggal dunia hendaklah kita selalu mendoakan untuk mereka. Muamalah Suami Isteri Bagi para suami hendaklah perbaiki muamalah dengan isterinya jangan mudah marah dan membentak isterinya jika berbuat kesalahan. Lakukanlah hal-hal yang menyenangkan isteri selama tidak bertentangan dengan syariat. Didiklah isteri dengan nasehat, membawanya ke majelis ta’lim, membelikannya buku dan kaset ceramah yang bermanfaat. Juga didiklah isteri dengan memberi keteladanan Rasulullah bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya dan saya adalah orang yang paling baik diantara kalian terhadap keluargaku”. Bagi para isteri perbaikilah muamalah dengan suami jadilah isteri yang taat.. Rasulullah bersabda: “Apabila wanita shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan memelihara kemaluannya, maka ia masuk surga dari pintu-pintu mana saja yang ia mau”. Ketaatan kepada suami dalam hal yang makruf saja adapun dalam hal maksiat tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal maksiat kepada Allah Al-Khaliq. Ketika suami baru datang dari pekerjaan janganlah disambut dengan berbagai macam problem dan hal-hal yang tidak menyenangkan tetapi sambutlah dengan senyum, sediakanlah makan dan minum serta biarkanlah suami untuk istirahat dulu setelah itu barulah sampaikan segala problem yang ada niscaya suami sudah lebih siap untuk mendengarkannya. Muamalah Orang Tua dan Anak Bagi para orang tua perbaikilah dalam pendidikan terhadap anak-anak, mereka merupakan amanat yang kelak kita akan diminta pertanggungjawabannya di hari akhir. Didiklah mereka dengan memberikan contoh yang baik, sekolahkanlah mereka di tempat yang baik, awasilah pergaulan mereka. Selalulah berdoa kepada Allah agar melindungi dan menjaga mereka dari segala kejahatan dan keburukan karena doa orang tua untuk anaknya insya Allah mustajab. Muamalah Kaum Muslimah Bagi kaum muslimah perbaikilah dalam hal berbusana, tutuplah aurat anda dan jangan diperlihatkan kepada laki-laki yang bukan mahramnya. Allah berfirman: “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, (Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka). Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Surat Al-Ahzab: 59) “Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (Surat An-Nuur: 31) Rasulullah bersabda: “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah saya lihat keduanya (sebelum ini), (pertama) suatu kaum yang memiliki cambuk bagaikan ekor sapi yang digunakannya untuk memukul manusia dan (kedua) wanita yang berpakaian tapi telanjang berjalan berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau surga padahal bau surga itu tercium dari jarak yang sekian dan sekian jauhnya”. (Hadits Shahih, Riwayat Muslim) Masih banyak diantara jamaah haji wanita yang berpakaian tapi telanjang, belum sempurna menutup auratnya, masih ada yang terlihat lehernya, terlihat lengannya, menutup aurat dengan pakaian yang ketat sehingga membentuk lekak lekuk tubuhnya, berpakaian dengan bahan yang tipis dan transparan sehingga terlihat kulitnya, pada hakekatnya mereka masih telanjang dan diancam tidak masuk surga. Hendaklah jamaah haji wanita menjadi sadar setelah menangis dan memohon ampun kepada Allah pada saat wuquf di Arafah, apakah kita ulangi kembali dosa-dosa kita? Hendaklah jamaah haji wanita menjadi teladan bagi kaum muslimah di tanah air yang sedang dilanda dekadensi akhlak dan moral, didiklah puteri-puteri kita agar berbusana muslimah, nasehatilah mereka agar tidak keluar rumah dengan menggunakan celana pendek, celana panjang lebih-lebih celana yang sangat ketat dan perutnya terlihat, innaalillahi wa innaa ilaihi rajiuun. Hendaklah jamaah haji wanita berdandan dan bersolek mempercantik diri, tetapi untuk siapa? Bukan untuk orang-orang diluar rumah tapi untuk suami di rumah, kenyataan yang ada banyak dari kaum muslimah berdandan ketika keluar rumah padahal dilarang oleh Allah yang kita cintai, Allah berfirman: “Dan hendaklah kamu (isteri-isteri nabi) tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu”. (Surat Al-Ahzab: 33) Ayat ini berlaku juga untuk segenap kaum muslimah dan mukminah. Rasulullah bersabda bahwa seorang wanita yang pergi keluar rumah dengan menggunakan parfum sehingga tercium oleh laki-laki lain, maka sesungguhnya ia itu pelacur. Setiap hari kita berdoa memohon hidayah kepada Allah, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk mempelajari jalan-jalan hidayah berupa ilmu yang bermanfaat karena masih banyak diantara jalan-jalan hidayah yang belum kita ketahui dibandingkan yang sudah kita ketahui. Jangan kita menganggap ini adalah hal yang baru kita dengar, kami sudah terbiasa dengan adat kami dan dalih-dalih lainnya yang tidak bisa diterima oleh syariat. Allah berfirman: “Dan apabila dikatakan kepada mereka: lkutilah apa yang telah diturunkan Allah mereka menjawab: Tidak, tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami. (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (Surat Al-Baqarah: 170) Dan firmanNya: “Dan tidaklah boleh bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. (Surat Al-Ahzab: 36) Muamalah Secara Umum Hendaklah kita semua memperbaiki diri dalam hal tanggung jawab kita memperbaiki masyarakat. Bentengi aqidah umat dengan menyebarkan ilmu yang bermanfaat, dengan saling nasehat menasehati untuk menepati kebenaran dan nasehat menasehati untuk menetapi kesabaran, dengan saling bekerjasama dalam hal kebaikan dan taqwa. Tidak sedikit umat Islam di Indonesia murtad dari agamanya disebabkan kelengahan dan kelalaian kita. Benar sebab mereka murtad adalah karena lemah iman ditambah lagi dengan lemah ekonomi, tapi apakah boleh kita diam dan berpangku tangan? Tidak, kita harus berbuat sesuai dengan kemampuan kita. Apabila kita tidak bisa mendidik mereka karena keterbatasan ilmu kita, ajaklah mereka untuk menghadiri majelis-majelis ilmu, bagikan buletin dan buku-buku Islam, pinjamkan kaset-kaset ceramah yang bermanfaat. Jika mereka malas bekerja berilah motivasi, jika mereka nganggur carikanlah pekerjaan untuk mereka, jika puteri-puteri kita sudah dewasa carikanlah untuk mereka suami yang baik keislamannya jangan kita biarkan mereka menikah dengan laki-laki kafir. Apabila anda sebagai pejabat janganlah anda menghalangi dan mempersulit orang-orang yang ikhlas mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah dan tidak berbuat syirik, untuk mengikuti sunnah Nabi dan tidak berbuat bid’ah. Bagi orang tua yang mempunyai anak puteri memakai jilbab atau cadar dukunglah mereka dan banggalah terhadap anak anda yang taat kepada Allah, semoga Allah menghiasi puteri anda dengan akhlak yang baik pula. Bagi jamaah haji yang memiliki kelebihan harta dapat beramal jariyah dengan membelikan kitab-kitab yang bermanfaat untuk ustadz-ustadz yang ada di tanah air. Dan masih banyak amal-amal lainnya yang dapat kita lakukan dalam upaya kita memperbaiki diri dan masyarakat. (Al-Ustadz Fariq Gasim Anuz). Baca Selengkapnya....

Selasa, 09 Desember 2008

Alquran

Al-quran banyak mengungkapkan tentang fenomena-fenomena alam yang menhubungkan manusia dengan Allah, diantaranya proses terjadinya hujan, proses terjadinya gerhana dan lain-lain. Yang menjadi pertanyaan adalah. 1. Menagapa manusia harus selalu menggali fenomena-fenomena tersebut dan di dalam konsep Alquran tercantumkan pada surat apa ? 2. Bagaimana menjabarkan hubungan Aqidah, Syariah, Akhlak menurut pandangan/persepsi Anda ? 3. a. Alquran mempunyai nama lain yang relevan dengan kegunaannya bagi umat manusia,sebutkan minimal 3 beserta artinya ? b. Alquran terdiri dari 114 surat yang terbagi menjadi 2 yaitu surat Makkiyah dan Madaniah sebutkan masing-masing dan apa-apa saja ciri-cirinya ? 4. Apa saja komponen-komponen yang harus diyakini dan dilaksanakan dalam memahami Qada dan Qadar ? 5. Mengapa manusia harus menerima adanya hari akhir ? Baca Selengkapnya....

Jumat, 05 Desember 2008

Khadijah

JATI DIRI WANITA MUSLIMAH DALAM DIRI SITI KHODIJAH RA. Para wanita muslimah hendaknya mengambil contoh dan teladan dari tokoh-tokoh wanita dunia yang telah mendahului mereka, khususnya yang tidak disangsikan lagi kesholehannya dan telah diberi kabar gembira oleh Allah swt dengan syurga . Mempelajari sirah dan perjalan hidup mereka adalah sangat urgen, karena dengannya kita bisa menatap kedepan , menempuh kehidupan yang lebih sempurna dan kebahagian di dunia dan di akhirat. Salah satu tokoh wanita yang patut dijadikan suri tauladan bagi para wanita muslimah sekarang adalah Siti Khodijah a. s. , istri Rosulullah saw, ummahatu al mukminin, seorang wanita yang pertama kali memeluk dienul Islam, dan salah satu wanita yang terkemuka didunia ini. Dalam salah satu hadits disebutkan : Dari Ibu Abbas ra berkata ; bahwasanya Rosulullah saw bersabda : “ Para wanita penghuni syurga setelah Maryam adalah : Fatimah , Khodijah dan istri Fir’aun ” ( HR Ahmad ) Bersabda Rosulullah saw : ” Wahai Khodijah , ini malaikat Jibril telah datang dan menyuruhku untuk menyampaikan salam dari Allah kepada-mu dan memberikan kabar gembira kepadamu dengan rumah yang terbuat dari kayu , tidak ada keributan dan rasa capai di dalamnya . ” ( HR Bukhari dan Muslim ) Setelah kita mengetahui dari dua hadist di atas bahwa Khadijah ra adalah wanita ahli syurga, kita sebagai wanita muslimah pada abad ini harus mencari sebab-musabab kenapa Khodijah as menjadi ahli syurga. Rahasia yang menjadikan Khodijah masuk syurga ternyata telah diungkap sendiri oleh Rosulullah saw dalam suatu haditsnya , tepatnya ketika pada suatu hari Aisyah ra merasa cemburu dengan Khadijah ra yang walaupun sudah lama meninggal , akan tetapi Rosulullah saw masih saja terus mengingat-ingat kebaikannya , ketika itu juga Aisyah ra berkata kepada Rosulullah saw : ” Wahai Rosulullah saw bukankah Allah swt telah menggantikannya dengan istri yang lebih muda dan lebih baik darinya ? Mendengar pernyataan tersebut, Rosulullah saw menjadi murka , seraya bersabda : ” Tidak, demi Allah , tidak ada yang bisa menggantikannya : dia beriman kepada-ku disaat kebanyakan orang mengkafiri-ku, dia membenarkan-ku pada saat mereka mendustakan-ku, dia membantu-ku dengan harta-nya ketika mereka pada meninggalkan-ku, dan darinya aku dikaruniai keturunan pada saat istri-istriku yang lain tidak bisa mempunyai anak ” Dari hadist di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa Rosulullah saw telah menerangkan tiga hal yang menyebabkan Khadijah ra masuk syurga, sebagaimana yang telah dijanjikan Allah swt. Pertama : Mempunyai keimanan yang tangguh . Keimanan yang tangguh ini memiliki beberapa ciri diantaranya : 1. Keimanan tersebut tumbuh dari rasa kesadaran dan atas dasar ilmu, bukan karena ikut-ikutan atau karena takut dikucilkan . Hal ini terlihat dengan jelas, ketika beliau – walau hanya seorang wanita - telah berani menyatakan keimanannya pada nabi Muhammad saw , di saat orang lain pada menghindar dan mengkafirinya. Keimanan yang tangguh ini tidak goyah , walau selalu di goyang, yang tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan. Keimanan semacam inilah yang mengantarkan orang yang memilikinya menuju syurga. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda : Barang siapa yang mengucapkan ” La Ilaha Illa Allah ” dengan ikhlas dari hatinya , niscaya akan masuk syurga ” 2. Mendukung kepada orang- orang yang membawa kebenaran. Keimanan yang tangguh itu akan mengantarkan seseorang untuk mendukung orang- orang yang membawa kebenaran, siapa saja tanpa pandang bulu, sekalipun dia bukan dari keluarga , golongan atau kelompoknya . 3. Menyakini bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan orang- orang yang selalu menyebarkan kebenaran dan berbuat baik kepada orang lain. Ini terlihat jelas pada diri Siti Khadijah r.a , ketika Rosulullah saw pulang dari gua Hira dalam keadaan takut dan cemas setelah ditemui malaikat Jibril as, seraya mengatakan kepada siti Khadijah : ” selimutilah saya…selimutilah saya…selimutilah saya ! “ Melihat keadaan suaminya seperti itu, siti Khadijah yang mempunyai keimanan yang tangguh tadi, tidak lantas ikut panik dan menjerit-jerit, tapi tetap tegar dan mengatakan dengan sepenuh hatinya : ” Sekali- kali tidak ! Demi Allah , sekali- kali Allah tidaklah akan menghinakan kamu selamanya , sesungguhnya anda benar-benar orang yang suka menyambung tali persaudaraan, menghormati para tamu, menanggung orang – orang yang membutuhkan, berusaha memenuhi kebutuhan orang-orang yang tidak mampu, dan membantu orang –orang yang ditimpa musibah.” Pernyataan Siti Khadijah ra di atas mengandung beberapa pelajaran : 1. Menunjukkan ketegaran Khodijah di dalam menghadapi suatu masalah , hal ini dikarenakan keyakinannya kepada Allah yang begitu kuat. Allah berfirman : “ Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami ” ( QS As Sajdah : 24 ) . 1. Menunjukkan bahwa Siti Khadijah telah mampu memahami dengan baik ilmu-ilmu kemasyarakat dan ” sunnatullah ” di dalam kehidupan manusia ini. Yaitu bahwa siapa saja yang berbuat baik, walaupun sekecil apapun, niscaya dia akan melihatnya cepat atau lambat. Nilai- nilai semacam ini sebenarnya merupakan bagian dari Aqidah Islam yang harus diyakini oleh setiap muslim. Sangat banyak ayat- ayat Al Qur’an dan hadist- hadits nabi yang menunjukkan kaedah ini. Diantaranya : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. “Allah akan senantiasa menolong hambanya,selama hamba tersebut menolong saudaranya . ” 1. Menunjukkan bahwa Siti Khadijah telah memahami bahwa orang- orang yang lemah merupakan sumber kekuatan bagi orang- orang yang beriman. Di dalam hadist di sebutkan : ” Sesungguhnya kalian akan mendapatkan pertolongan dan limpahan rizqi dari orang- orang yang lemah . ” ( HR Bukhari 4 . Keimanan ini mempunyai landasan ilmu yang kuat . Keimanan yang tidak mempunyai landasan ilmu yang kuat, otomatis akan mudah goyang dan mudah terpengaruh dengan orang lain. Dalam suatu riwayat disebutkan, ketika Rosulullah saw masih dalam keadaan cemas ketika melihat malaikat., beliau ( Siti Khadijah as ) menghiburnya dengan kata-kata yang mengandung keilmuan yang mendalam : ” Masukkan kepala anda ke dalam baju-ku, …. Ini adalah kabar gembira, Karena yang anda lihat adalah malaikat, jika ia syetan tentunya ia tidak malu.” Tidak sampai di situ saja, ilmu syareah tadi didukung dengan ilmu-ilmu yang lainnya, seperti ilmu sosiologi dan antropologi, atau ilmu –ilmu kemasyarakatan sebagaimana yang terungkap di dalam cerita di atas. Diantara dalil- dalil yang menyebutkan bahwa keimanan harus berdasarkan atas ilmu adalah firman Allah swt : ” Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah ” ( QS Muhammad : 19 ) Beberapa peristiwa di bawah ini menunjukkan bahwa Khodijah as merupakan sosok yang selalu memperhatikan ilmu dan terus mencarinya sehingga ditemukan kebenaran : 1. Menanyakan tafsir mimpinya kepada ulama pada zamannya , Waraqah bin Naufal , yaitu ketika dia melihat matahari masuk ke rumahnya dan menyinar rumah- rumah sekitarnya juga . 2. Mencari orang yang amanat untuk mengurusi dagangannya 3. Menikah dengan orang yang amanat dan berakhlaq mulia. 4. Membawa Nabi Muhammada saw kepada Waraqah untuk dimintai pendapatnya tentang pertemuannya dengan Jibril di gua Hira. Kedua : Menginfakkan hartanya untuk sebuah perjuangan. Sebab kedua yang mengantarkan Siti Khadijah sebagai penghuni syurga adalah keikhlasannya di dalam menginfakkan hartanya di jalan Allah demi tegak dan tersebarnya Dinul Islam. Banyak contoh serupa yang menguatkan pernyataan di atas, bahwa infak di jalan Allah adalah satu jalan yang mengantarkan seseorang untuk masuk syurga. Ini terlihat dengan jelas pada diri sahabat agung, khalifah ketiga, Ustman bin Affan yang menginfakkan sebagian besar hartanya untuk biaya perang fi sabilillah . Dalam hal ini Rosulullah saw bersabda : ” Wahai Utsman, ( berbuatlah sesuka hatimu ) setelah ini, karena semua amalanmu yang kamu berbuat tidak akan bisa menghalangimu masuk syurga ” Allah berfirman : ” Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. ” ( QS Al Hujurat : 15 ) Ketiga : Membuat ridha suami . Dalam hal ini , beliau mampu memberikan hak, perhatian , kecintaan, dan keturunan bagi suaminya . ( Zaenab, Ruqiyah, Umm Kaltsum, Fatimah, Qasim, Toyib, Thohir ) Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Khadijah as tidak pernah bersuara di atas suara suaminya. Yang jelas, khadijah telah mengetahui kadar keagungan suaminya dan memberikan yang terbaik untuk keagungannya. ” Wanita- wanita kalian yang merupakan penghuni syurga adalah yang perhatian kepada suaminya , jika ia mendapatkan suaminya sedang marah, segera ia mendatanginya , dan meletakkan tangannya di di dalam tangan suaminya, sambil mengatakan : “ Saya tidak akan bisa tenang sehingga anda ridha “ Memberikan keturunan dan mendidik mereka dengan baik ( kaderisasi ) , merupakan sumber amal sholeh yang memasukkan kita ke syurga juga. Dalam suatu hadits disebutkan : “ Barang siapa yang merawat dua anak perempuan sehingga mereka baligh, maka ketika ia datang pada hari kiamat, saya dan dia kedudukannya seperti ini “- seraya menempelkan jari telunjuk dan jari tengahnya - ( HR Muslim ) Baca Selengkapnya....

Kamis, 04 Desember 2008

Qurban

Baca Selengkapnya....

Rabu, 03 Desember 2008

Artikel Hadits

HAK-HAK ALLAH SWT Selasa, 22 Juli 08 NASKAH HADITS (Ini adalah hadits ke-31 dari hadits-hadits yang terdapat dalam kitab “al-Arba’in” karya al-Imam an-Nawawi) عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الخُشَنِيِّ جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رضي الله عنه، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: إِنَّ اللهَ فَرَضَ فَرَائِضَ، فَلاَ تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُوْدًا فَلاَ تَعْتَدُوْهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ، فَلاَ تَبْحَثُوْا عَنْهَا. Dari Abu Tsa'labah al-Khusyani Jurtsum bin Nasyir ra, dari Rasulullah saw, beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menetapkan kewajiban-kewajiban maka jangan menyia-nyiakannya, menentukan berbagai batasan maka jangan melanggarnya, mengharamkan berbagai hal maka jangan melakukannya, dan mendiamkan banyak hal sebagai rahmat bagi kalian, bukan karena lupa, maka jangan mencari-cari (ma-salah tentangnya)." (Hadits hasan, riwayat ad-Daruquthni dan selainnya).[1] SYARAH Imam an-Nawawi berkata: Sabdanya, "Mengharamkan berbagai hal maka jangan melakukannya." Yakni, jangan memasukinya. Dan sabdanya, "Dan mendiamkan banyak hal sebagai rahmat bagi kalian." Telah disebutkan maknanya. Imam Ibnu Daqiq berkata: Sabdanya, "Faradha," artinya, mewajibkan dan menetapkan. Sabdanya, "Fala tantahikuha (jangan melakukannya)." Yakni, jangan memasukinya. Adapun larangan membahas apa yang didiam-kan oleh Allah, maka ini selaras dengan sabdanya, ذَرُوْنِي مَا تَرَكْتُكُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ. "Biarkanlah padaku apa yang aku biarkan terhadap kalian. Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian ialah mereka banyak bertanya dan menyelisihi para nabi mereka." [2] Sebagian ulama mengatakan, dahulu Bani Isra'il bertanya lalu mereka mendapatkan jawaban, dan mereka diberi segala yang mereka minta sehingga hal itu menjadi fitnah bagi mereka dan menyebabkan kebinasaan mereka. Para sahabat rhum telah memahami hal itu dan tidak bertanya ke-cuali dalam perkara yang harus ditanyakan. Mereka heran ketika kaum badui datang untuk bertanya kepada Rasulullah saw, lalu mereka mendengarkan dan memahaminya. Bahkan suatu kaum sampai-sampai berpendapat, tidak boleh bertanya mengenai kasus-kasus sehingga terjadi. Salaf juga mengatakan hal yang semisal, "Tinggalkanlah sehingga terjadi." Hanya saja para ulama tatkala mereka khawatir hilangnya ilmu, maka mereka menyusun ushul dan furu', membuat pengantar, dan memberi garis besar pembahasannya. Para ulama berselisih mengenai hal-hal sebelum syariat datang untuk menghukuminya; apakah ia terlarang, dibolehkan, atau ber-henti (menunggu hukumnya)? Ada tiga pendapat, dan itu disebukan dalam kitab-kitab ushul. Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: Sabdanya, "Sesungguhnya Allah telah menetapkan kewajiban-kewajiban maka jangan menyia-nyiakannya." Yakni, mewajibkan secara pasti atas hamba-hambaNya berbagai fardhu yang sudah dimaklumi, dan Alhamdulillah, seperti shalat lima waktu, zakat, puasa, haji, ber-bakti kepada kedua orang tua, menyambung tali kekerabatan, dan selainnya. "Maka jangan menyia-nyiakannya." Yakni, jangan meremehkan-nya, baik dengan meninggalkan, mengentengkan, maupun meng-uranginya. "Menentukan berbagai batasan." Yakni, mewajibkan berbagai ke-wajiban dan menentukannya dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan (rincian-rincian). "Maka jangan melanggarnya." Yakni, jangan melampauinya. "Mengharamkan berbagai hal maka jangan melakukannya." Dia mengharamkan berbagai hal seperti syirik, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan hak, khamr, mencuri, dan banyak hal lainnya. "Maka jangan melanggarnya." Yakni, jangan terjerumus di dalamnya. Karena dengan kalian terjerumus di dalamnya berarti melanggarnya. "Dan mendiamkan banyak hal." Yakni, tidak memfardhukan dan mewajibkannya serta tidak mengharamkannya. "Sebagai rahmat bagi kalian." Karena rahmat dan keringanan bagi kalian. "Bukan lupa." Karena Allah swt tidak pernah lupa, sebagaimana kata Musa j, "Rabb kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa." (Thaha: 52). Jadi, Allah membiarkannya sebagai rahmat bagi makhlukNya, bukan karena lupa terhadapnya. "Maka jangan bertanya mengenainya." Yakni, jangan membahasnya. Dalam hadits ini terdapat sejumlah faedah 1. Penjelasan Rasulullah saw yang sangat baik, di mana beliau mengemukakan hadits dengan pembagian yang sangat jelas ini. 2. Allah swt mewajibkan atas hamba-hambaNya berbagai fardhu yang diwajibkanNya atas mereka secara pasti dan meyakinkan. Fardhu, menurut ulama, terbagi menjadi dua macam: fardhu kifayah dan fardhu 'ain. Fardhu kifayah ialah apa yang diniatkan untuk dikerjakan tanpa memandang siapa yang mengerjakannya. Hukumnya, jika telah dilakukan oleh orang yang secukupnya, maka kewajiban tersebut gugur dari yang lainnya. Sementara fardhu 'ain ialah apa yang dijadikan sasaran olehnya; amal (itu sendiri) maupun yang beramal, dan wajib dilaksanakan oleh setiap orang secara individu. Adapun yang pertama ialah seperti adzan, iqamah, shalat jenazah dan selainnya. Sedangkan yang kedua, seperti shalat lima waktu, zakat, puasa dan haji. Sabdanya, "Dan Dia menentukan berbagai batasan." Yakni, mewajibkan kewajiban-kewajiban tertentu dengan syarat-syaratnya. 3. Manusia tidak boleh melanggar batasan-batasan Allah. Bercabang dari kaidah ini, bahwa tidak boleh berlebih-lebihan dalam agama Allah. Karena itu, Nabi saw mengingkari orang-orang yang salah se-orang dari mereka mengatakan, "Aku akan berpuasa dan tidak akan berbuka (tidak puasa)." Yang kedua mengatakan, "Aku akan bangun malam (untuk shalat) dan tidak akan tidur." Sedangkan yang ketiga mengatakan, "Aku tidak akan menikahi wanita." Beliau mengingkari mereka seraya bersabda, وَأَمَّا أَنَا فَأُصَلِّي وَأَنَامُ وَأَصُوْمُ وَأُفْطِرُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنيِّ. "Adapun aku, maka aku shalat dan tidur, berpuasa dan berbuka (tidak puasa), dan menikahi sejumlah wanita; barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia bukan golonganku.[3]" 4. Diharamkan melanggar hal-hal yang diharamkan, berdasarkan sabdaNya, "Maka jangan melanggarnya." Kemudian hal-hal yang diharamkan itu ada dua jenis: Kaba'ir (dosa-dosa besar) dan shagha'ir (dosa-dosa kecil). Kaba'ir tidak diampuni kecuali dengan taubat, sedangkan shagha'ir dihapuskan dengan shalat, haji, dzikir dan semisalnya. 5. Apa yang didiamkan Allah adalah dimaafkan. Jika kita mengalami kesulitan tentang hukum sesuatu, apakah ia wajib ataukah tidak wajib, sedangkan kita tidak menjumpai dasar kewajibannya, ma-ka ia termasuk perkara yang dimaafkan oleh Allah. Jika kita ragu apakah ini haram atau tidak haram, sedangkan ia pada asalnya tidak haram, maka ini juga termasuk perkara yang dimaafkan oleh Allah. 6. Menafikan kelalaian dari Allah saw. Ini menunjukkan atas kesem-purnaan ilmuNya, dan Allah swt Maha Mengetahui segala sesuatu. Dia tidak lupa terhadap apa yang diketahuinya, dan ilmuNya tidak didahului oleh kebodohan. Tetapi Dia Maha Mengetahui segala sesuatu sejak azali dan untuk selama-lamanya. 7. Tidak sepatutnya mencari-cari dan bertanya kecuali apa yang dibutuhkan. Ini di masa Nabi saw, karena ini masa tasyri', dan dikhawatirkan seseorang bertanya tentang sesuatu yang tidak diwajibkan lalu Allah mewajibkannya karena pertanyaannya, atau tidak diharamkan lalu diharamkan karena pertanyaannya. Karena itu, Nabi a melarang membahasnya, dengan sabdanya, "Maka jangan membahasnya." CATATAN KAKI: [1] HR. ad-Daruquthni, 4/ 184; al-Baihaqi dalam al-Kubra, 10/ 12; dan ath-Thabrani dalam al-Kabir, 22/ 222) [2] Muttafaq alaih: al-Bukhari, no. 7288; dan Muslim, no. 1337 [3] Muttafaq alaih: al-Bukhari, no. 5063; dan Muslim, no. 1401 Hit : 1 | Index Hadits | kirim ke teman | Versi cetak | | Index Penjelasan Hadits | Artikel lainnya: • Pengenalan Kitab-Kitab as-Sunnah-2 (MUSNAD IMAM AHMAD) • Antara Malu Dan Iman • Pengenalan Kitab-Kitab as-Sunnah-1 (AL-MUWATHTHA` Karya IMAM MALIK RA. Baca Selengkapnya....

Dakhwa

QIBLAT Arah yang harus kita pilih saat melaksanakan shalat.Ka'bah adalah qiblat kaum muslimin. Sebelumnya umat Islam pernah berqiblat ke masjidil Aqsa di Jerusalem. Tapi kemudian turun perintah Allah untuk berpindah qiblat ke Ka'bah. (lihat juga term Qiblatain). Ke arah qiblat ini pula kita menghadapkan wajah kita saat kita berdoa, dan bukan menghadap makam Rasulullah atau arah yang lainnya. Di Makkah kita tidak lagi bisa menentukan arah qiblat dengan matahari atau kompas, karena beda satu blok saja arah qiblat sudah lain. Maklum Ka'bah mungkin terletak hanya beberapa puluh meter saja dari situ. Untunglah, hampir di tiap rumah di Makkah ada tanda arah qiblatnya. Pada prinsipnya, kalau kita tidak tahu arah qiblat, dan tidak ada kemungkinan untuk mengetahuinya, kita bisa shalat menghadap ke arah mana saja yang kita yakini. Qiblatain Artinya masjid dengan dua qiblat. Ketika Rasulullah saw dan para shahabat sedang Shalat Dhuhur di masjid ini masih dengan qiblat ke arah Masjidil Aqsa di Jerusalem (Tahun 2 H), turunlah wahyu Allah, Surat Al Baqarah:144 yang memerintahkan untuk berpindah qiblat menuju Ka'bah di Masjidil Haram. Segeralah beliau merubah arah qiblatnya tanpa menghentikan shalatnya, yang diikuti oleh seluruh jama'ah. Kita masih dapat menyaksikan bekas mimbar qiblat yang pertama di masjid ini. Di situ kini dibuatkan prasasti dalam berbagai bahasa. Yang bahasa Indonesia ada juga lho. Hebat ya Indonesia! Qiron Mengerjakan haji dan umrah sekaligus, dengan sekali ihram, dan satu niat, yaitu niat haji dan umrah. Haji jenis ini diutamakan bagi mereka yang mampu menyediakan binatang qurban. Yang harus diperhatikan: kita harus datang dari luar Makkah. umrah harus dilakukan lebih dahulu, dan harus pada bulan haji, serta setelah umrah (setelah sa'i selesai), kita tidak boleh menggunting rambut ataupun melepas baju ihram. Agar tidak kepayahan karena ihram terlalu lama, sebaiknya orang yang melakukan haji jenis Qiran atau Ifrad datang ke Makkah agak dekat dengan hari wuquf - asalkan sebelum dead line. Qoshor Meringkas shalat, yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Keringanan ini Allah beikan pada orang yang sedang dalam pejalanan. Jika dua waktu shalat dikerjakan dalam satu waktu shalat dan diringkas, namanya Jamak Qoshor. (Lihat juga term Jamak). Ketika kita wuquf di Arafah, kita menjamak-qoshor shalat Dhuhur dan Ashar, sedang di Muzdalifah, Maghrib dan Isya (maghribnya tetap 3 rakaat). Sementara itu di Mina, selama tiga hari kita boleh mengqoshor sholat kita (tanpa menjamak). Jadi Dhuhur dan Ashar cukup dua rakaat, meski kita lakukan sendiri-sendiri di waktunya masing-masing. Quba Masjid pertama yang dibangun Rasulullah setelah hijrah dari Makkah ini terletak di desa Quba, sehingga terkenal dengan nama mesjid Quba. Dalam Al Qur'an, masjid ini disebut sebagai masjid yang didirikan atas dasar taqwa. Shalat sunnah 2 rakaat di masjid ini pahalanya sama dengan melakukan umrah. Namun shalat sunnah ini tentu saja tidak menggantikan umrah yang harus dilakukan sewaktu berhaji. Kita dapat temukan juga pedagang kaki lima di sekitar masjid dengan aneka dagangan. Ada juga yang jual ice cream disana lho!! Qudum Artinya pembuka atau perkenalan. Setiap orang yang datang ke Makkah, baik untuk haji maupun keperluan lainnya, diperintahkan untuk memberikan salam perkenalan dengan melakukan thawaf Qudum. Bagi jama'ah haji, thawaf qudum ini adalah thawaf yang pertama dilakukan begitu datang di Makkah. Qur'an Di dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tersedia Al Qur'an dalam jumlah yang cukup banyak. Kita bebas membacanya. Dan memang Qur'an itu disediakan untuk dibaca, bukan hanya sebagai pajangan. Tapi ada juga yang salah sangka. Dikiranya Al Qur'an yang tertata rapi itu gratis untuk dibawa pulang jama'ah. Untung sebelum mengambil ia sempat tanya yang lain. Ooo ternyata Qur'an yang begitu banyak itu memang sebagian sedekah dari jama'ah, dan bukannya hadiah untuk jama'ah. Di Arafah dan Mina, kita tak akan menjumpai Al Qur'an kecuali bila kita bawa sendiri. Alangkah baiknya bila waktu kita di sana juga diisi dengan tadarus, dan bukannnya omong kosong belaka. Kedatangan kita ke tanah suci untuk ibadah bukan? Pilihlah Qur'an yang praktis dibawa, dan yang jelas dibaca, sukur-sukur jika yang ada artinya sekalian. Jangan lupa, cantumkan kitab tersebut dalam daftar barang yang akan kita masukkan dalam handbag. Kalau tidak punya, barang ini banyak dijual di kios-kios buku, baik di Makkah maupun Madinah. Harganya sekitar 25 Riyals. Qurban Menyembelih binatang qurban adalah mengenang kepatuhan Ibrahim dan keikhlasan Ismail akan perintah Allah. Ingat bukan darah dan daging binatang itu yang sampai kepada Allah, namun keikhlasan dan ketaqwaan andalah yang utama (QS 22-al Hajj:37). Muslim yang mampu diwajibkan untuk mengeluarkan qurban setiap tahunnya. Seekor domba untuk seorang, sapi dan unta untuk tujuh orang. Bagi mereka yang berhaji Tamattu dan Qiran wajib juga menyediakan qurban. Binatang qurban ini harus disembelih pada hari raya Qurban atau selama tiga hari sesudahnya. Di luar waktu tersebut tidak sah. Penyembelihannya boleh diwakilkan, dan dagingnya dibagikan untuk fakir miskin. Yang jadi masalah, jama'ah haji yang berminat qurban jauh lebih banyak dari ternak yang bisa disediakan (meskipun Saudi sudah mengimpor ternak secara besar-besaran dari Australia). Harganya pun jadi melambung. Karena itu tak jarang ada syekh yang nakal. Dia menawarkan biaya qurban yang murah. Namun setelah ditelusur ternyata ternaknya baru akan dibelikan beberapa bulan lagi, setelah musim haji selesai, dan harga turun kembali. Maklum si jama'ah hajinya sendiri tidak bisa dan tidak tahu caranya mencari ternak, apalagi memotongnya, mau dimana? Sementara itu karena mereka tidak mau repot mencek sendiri apakah qurbannya sudah dilaksanakan atau belum, ya akhirnya dipercayakan ke syekhnya itu. Daging ternak ini sendiri hanya sebagian kecil yang bisa disate dan sempat dimakan oleh jama'ah haji itu sendiri. Sebagian besar kemudian dibekukan dan dikirimkan ke negara-negara miskin di Afrika. Sebenarnya ada pendapat baru yang mengusulkan, bagaimana kalau qurban ini dilakukan saja langsung di negeri yang membutuhkan. Hal ini karena sepertinya qurban tidak harus dilakukan di Mina. Tempat penyembelihan qurban terbesar berada jauh di luar kota Makkah, dan tidak lagi termasuk Mina. Baca Selengkapnya....

Dakhwa

QIBLAT

Arah yang harus kita pilih saat melaksanakan shalat.Ka'bah adalah qiblat kaum muslimin. Sebelumnya umat Islam pernah berqiblat ke masjidil Aqsa di Jerusalem. Tapi kemudian turun perintah Allah untuk berpindah qiblat ke Ka'bah. (lihat juga term Qiblatain).

Ke arah qiblat ini pula kita menghadapkan wajah kita saat kita berdoa, dan bukan menghadap makam Rasulullah atau arah yang lainnya.

Di Makkah kita tidak lagi bisa menentukan arah qiblat dengan matahari atau kompas, karena beda satu blok saja arah qiblat sudah lain. Maklum Ka'bah mungkin terletak hanya beberapa puluh meter saja dari situ. Untunglah, hampir di tiap rumah di Makkah ada tanda arah qiblatnya.

Pada prinsipnya, kalau kita tidak tahu arah qiblat, dan tidak ada kemungkinan untuk mengetahuinya, kita bisa shalat menghadap ke arah mana saja yang kita yakini.

Qiblatain

Artinya masjid dengan dua qiblat. Ketika Rasulullah saw dan para shahabat sedang Shalat Dhuhur di masjid ini masih dengan qiblat ke arah Masjidil Aqsa di Jerusalem (Tahun 2 H), turunlah wahyu Allah, Surat Al Baqarah:144 yang memerintahkan untuk berpindah qiblat menuju Ka'bah di Masjidil Haram. Segeralah beliau merubah arah qiblatnya tanpa menghentikan shalatnya, yang diikuti oleh seluruh jama'ah.

Kita masih dapat menyaksikan bekas mimbar qiblat yang pertama di masjid ini. Di situ kini dibuatkan prasasti dalam berbagai bahasa. Yang bahasa Indonesia ada juga lho. Hebat ya Indonesia!

Qiron

Mengerjakan haji dan umrah sekaligus, dengan sekali ihram, dan satu niat, yaitu niat haji dan umrah. Haji jenis ini diutamakan bagi mereka yang mampu menyediakan binatang qurban.

Yang harus diperhatikan:

kita harus datang dari luar Makkah.

umrah harus dilakukan lebih dahulu, dan harus pada bulan haji, serta setelah umrah (setelah sa'i selesai), kita tidak boleh menggunting rambut ataupun melepas baju ihram.

Agar tidak kepayahan karena ihram terlalu lama, sebaiknya orang yang melakukan haji jenis Qiran atau Ifrad datang ke Makkah agak dekat dengan hari wuquf - asalkan sebelum dead line.

Qoshor

Meringkas shalat, yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Keringanan ini Allah beikan pada orang yang sedang dalam pejalanan. Jika dua waktu shalat dikerjakan dalam satu waktu shalat dan diringkas, namanya Jamak Qoshor. (Lihat juga term Jamak). Ketika kita wuquf di Arafah, kita menjamak-qoshor shalat Dhuhur dan Ashar, sedang di Muzdalifah, Maghrib dan Isya (maghribnya tetap 3 rakaat).

Sementara itu di Mina, selama tiga hari kita boleh mengqoshor sholat kita (tanpa menjamak). Jadi Dhuhur dan Ashar cukup dua rakaat, meski kita lakukan sendiri-sendiri di waktunya masing-masing.

Quba

Masjid pertama yang dibangun Rasulullah setelah hijrah dari Makkah ini terletak di desa Quba, sehingga terkenal dengan nama mesjid Quba. Dalam Al Qur'an, masjid ini disebut sebagai masjid yang didirikan atas dasar taqwa. Shalat sunnah 2 rakaat di masjid ini pahalanya sama dengan melakukan umrah. Namun shalat sunnah ini tentu saja tidak menggantikan umrah yang harus dilakukan sewaktu berhaji.

Kita dapat temukan juga pedagang kaki lima di sekitar masjid dengan aneka dagangan. Ada juga yang jual ice cream disana lho!!

Qudum

Artinya pembuka atau perkenalan. Setiap orang yang datang ke Makkah, baik untuk haji maupun keperluan lainnya, diperintahkan untuk memberikan salam perkenalan dengan melakukan thawaf Qudum. Bagi jama'ah haji, thawaf qudum ini adalah thawaf yang pertama dilakukan begitu datang di Makkah.

Qur'an

Di dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tersedia Al Qur'an dalam jumlah yang cukup banyak. Kita bebas membacanya. Dan memang Qur'an itu disediakan untuk dibaca, bukan hanya sebagai pajangan. Tapi ada juga yang salah sangka. Dikiranya Al Qur'an yang tertata rapi itu gratis untuk dibawa pulang jama'ah. Untung sebelum mengambil ia sempat tanya yang lain. Ooo ternyata Qur'an yang begitu banyak itu memang sebagian sedekah dari jama'ah, dan bukannya hadiah untuk jama'ah.

Di Arafah dan Mina, kita tak akan menjumpai Al Qur'an kecuali bila kita bawa sendiri. Alangkah baiknya bila waktu kita di sana juga diisi dengan tadarus, dan bukannnya omong kosong belaka. Kedatangan kita ke tanah suci untuk ibadah bukan?

Pilihlah Qur'an yang praktis dibawa, dan yang jelas dibaca, sukur-sukur jika yang ada artinya sekalian. Jangan lupa, cantumkan kitab tersebut dalam daftar barang yang akan kita masukkan dalam handbag. Kalau tidak punya, barang ini banyak dijual di kios-kios buku, baik di Makkah maupun Madinah. Harganya sekitar 25 Riyals.

Qurban

Menyembelih binatang qurban adalah mengenang kepatuhan Ibrahim dan keikhlasan Ismail akan perintah Allah. Ingat bukan darah dan daging binatang itu yang sampai kepada Allah, namun keikhlasan dan ketaqwaan andalah yang utama (QS 22-al Hajj:37).

Muslim yang mampu diwajibkan untuk mengeluarkan qurban setiap tahunnya. Seekor domba untuk seorang, sapi dan unta untuk tujuh orang. Bagi mereka yang berhaji Tamattu dan Qiran wajib juga menyediakan qurban.

Binatang qurban ini harus disembelih pada hari raya Qurban atau selama tiga hari sesudahnya. Di luar waktu tersebut tidak sah. Penyembelihannya boleh diwakilkan, dan dagingnya dibagikan untuk fakir miskin.

Yang jadi masalah, jama'ah haji yang berminat qurban jauh lebih banyak dari ternak yang bisa disediakan (meskipun Saudi sudah mengimpor ternak secara besar-besaran dari Australia). Harganya pun jadi melambung. Karena itu tak jarang ada syekh yang nakal. Dia menawarkan biaya qurban yang murah. Namun setelah ditelusur ternyata ternaknya baru akan dibelikan beberapa bulan lagi, setelah musim haji selesai, dan harga turun kembali. Maklum si jama'ah hajinya sendiri tidak bisa dan tidak tahu caranya mencari ternak, apalagi memotongnya, mau dimana? Sementara itu karena mereka tidak mau repot mencek sendiri apakah qurbannya sudah dilaksanakan atau belum, ya akhirnya dipercayakan ke syekhnya itu.

Daging ternak ini sendiri hanya sebagian kecil yang bisa disate dan sempat dimakan oleh jama'ah haji itu sendiri. Sebagian besar kemudian dibekukan dan dikirimkan ke negara-negara miskin di Afrika. Sebenarnya ada pendapat baru yang mengusulkan, bagaimana kalau qurban ini dilakukan saja langsung di negeri yang membutuhkan. Hal ini karena sepertinya qurban tidak harus dilakukan di Mina. Tempat penyembelihan qurban terbesar berada jauh di luar kota Makkah, dan tidak lagi termasuk Mina.

Baca Selengkapnya....