Selasa, 30 Desember 2008
Pengenalan Website
Rabu, 24 Desember 2008
Jati Diri Wanita Indonesia
Rabu, 10 Desember 2008
Kata - kata Bijak
Haji
Selasa, 09 Desember 2008
Alquran
Jumat, 05 Desember 2008
Khadijah
Kamis, 04 Desember 2008
Rabu, 03 Desember 2008
Artikel Hadits
Dakhwa
Dakhwa
QIBLAT
Arah yang harus kita pilih saat melaksanakan shalat.Ka'bah adalah qiblat kaum muslimin. Sebelumnya umat Islam pernah berqiblat ke masjidil Aqsa di Jerusalem. Tapi kemudian turun perintah Allah untuk berpindah qiblat ke Ka'bah. (lihat juga term Qiblatain).
Ke arah qiblat ini pula kita menghadapkan wajah kita saat kita berdoa, dan bukan menghadap makam Rasulullah atau arah yang lainnya.
Di Makkah kita tidak lagi bisa menentukan arah qiblat dengan matahari atau kompas, karena beda satu blok saja arah qiblat sudah lain. Maklum Ka'bah mungkin terletak hanya beberapa puluh meter saja dari situ. Untunglah, hampir di tiap rumah di Makkah ada tanda arah qiblatnya.
Pada prinsipnya, kalau kita tidak tahu arah qiblat, dan tidak ada kemungkinan untuk mengetahuinya, kita bisa shalat menghadap ke arah mana saja yang kita yakini.
Qiblatain
Artinya masjid dengan dua qiblat. Ketika Rasulullah saw dan para shahabat sedang Shalat Dhuhur di masjid ini masih dengan qiblat ke arah Masjidil Aqsa di Jerusalem (Tahun 2 H), turunlah wahyu Allah, Surat Al Baqarah:144 yang memerintahkan untuk berpindah qiblat menuju Ka'bah di Masjidil Haram. Segeralah beliau merubah arah qiblatnya tanpa menghentikan shalatnya, yang diikuti oleh seluruh jama'ah.
Kita masih dapat menyaksikan bekas mimbar qiblat yang pertama di masjid ini. Di situ kini dibuatkan prasasti dalam berbagai bahasa. Yang bahasa Indonesia ada juga lho. Hebat ya Indonesia!
Qiron
Mengerjakan haji dan umrah sekaligus, dengan sekali ihram, dan satu niat, yaitu niat haji dan umrah. Haji jenis ini diutamakan bagi mereka yang mampu menyediakan binatang qurban.
Yang harus diperhatikan:
kita harus datang dari luar Makkah.
umrah harus dilakukan lebih dahulu, dan harus pada bulan haji, serta setelah umrah (setelah sa'i selesai), kita tidak boleh menggunting rambut ataupun melepas baju ihram.
Agar tidak kepayahan karena ihram terlalu lama, sebaiknya orang yang melakukan haji jenis Qiran atau Ifrad datang ke Makkah agak dekat dengan hari wuquf - asalkan sebelum dead line.
Qoshor
Meringkas shalat, yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Keringanan ini Allah beikan pada orang yang sedang dalam pejalanan. Jika dua waktu shalat dikerjakan dalam satu waktu shalat dan diringkas, namanya Jamak Qoshor. (Lihat juga term Jamak). Ketika kita wuquf di Arafah, kita menjamak-qoshor shalat Dhuhur dan Ashar, sedang di Muzdalifah, Maghrib dan Isya (maghribnya tetap 3 rakaat).
Sementara itu di Mina, selama tiga hari kita boleh mengqoshor sholat kita (tanpa menjamak). Jadi Dhuhur dan Ashar cukup dua rakaat, meski kita lakukan sendiri-sendiri di waktunya masing-masing.
Quba
Masjid pertama yang dibangun Rasulullah setelah hijrah dari Makkah ini terletak di desa Quba, sehingga terkenal dengan nama mesjid Quba. Dalam Al Qur'an, masjid ini disebut sebagai masjid yang didirikan atas dasar taqwa. Shalat sunnah 2 rakaat di masjid ini pahalanya sama dengan melakukan umrah. Namun shalat sunnah ini tentu saja tidak menggantikan umrah yang harus dilakukan sewaktu berhaji.
Kita dapat temukan juga pedagang kaki lima di sekitar masjid dengan aneka dagangan. Ada juga yang jual ice cream disana lho!!
Qudum
Artinya pembuka atau perkenalan. Setiap orang yang datang ke Makkah, baik untuk haji maupun keperluan lainnya, diperintahkan untuk memberikan salam perkenalan dengan melakukan thawaf Qudum. Bagi jama'ah haji, thawaf qudum ini adalah thawaf yang pertama dilakukan begitu datang di Makkah.
Qur'an
Di dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tersedia Al Qur'an dalam jumlah yang cukup banyak. Kita bebas membacanya. Dan memang Qur'an itu disediakan untuk dibaca, bukan hanya sebagai pajangan. Tapi ada juga yang salah sangka. Dikiranya Al Qur'an yang tertata rapi itu gratis untuk dibawa pulang jama'ah. Untung sebelum mengambil ia sempat tanya yang lain. Ooo ternyata Qur'an yang begitu banyak itu memang sebagian sedekah dari jama'ah, dan bukannya hadiah untuk jama'ah.
Di Arafah dan Mina, kita tak akan menjumpai Al Qur'an kecuali bila kita bawa sendiri. Alangkah baiknya bila waktu kita di sana juga diisi dengan tadarus, dan bukannnya omong kosong belaka. Kedatangan kita ke tanah suci untuk ibadah bukan?
Pilihlah Qur'an yang praktis dibawa, dan yang jelas dibaca, sukur-sukur jika yang ada artinya sekalian. Jangan lupa, cantumkan kitab tersebut dalam daftar barang yang akan kita masukkan dalam handbag. Kalau tidak punya, barang ini banyak dijual di kios-kios buku, baik di Makkah maupun Madinah. Harganya sekitar 25 Riyals.
Qurban
Menyembelih binatang qurban adalah mengenang kepatuhan Ibrahim dan keikhlasan Ismail akan perintah Allah. Ingat bukan darah dan daging binatang itu yang sampai kepada Allah, namun keikhlasan dan ketaqwaan andalah yang utama (QS 22-al Hajj:37).
Muslim yang mampu diwajibkan untuk mengeluarkan qurban setiap tahunnya. Seekor domba untuk seorang, sapi dan unta untuk tujuh orang. Bagi mereka yang berhaji Tamattu dan Qiran wajib juga menyediakan qurban.
Binatang qurban ini harus disembelih pada hari raya Qurban atau selama tiga hari sesudahnya. Di luar waktu tersebut tidak sah. Penyembelihannya boleh diwakilkan, dan dagingnya dibagikan untuk fakir miskin.
Yang jadi masalah, jama'ah haji yang berminat qurban jauh lebih banyak dari ternak yang bisa disediakan (meskipun Saudi sudah mengimpor ternak secara besar-besaran dari Australia). Harganya pun jadi melambung. Karena itu tak jarang ada syekh yang nakal. Dia menawarkan biaya qurban yang murah. Namun setelah ditelusur ternyata ternaknya baru akan dibelikan beberapa bulan lagi, setelah musim haji selesai, dan harga turun kembali. Maklum si jama'ah hajinya sendiri tidak bisa dan tidak tahu caranya mencari ternak, apalagi memotongnya, mau dimana? Sementara itu karena mereka tidak mau repot mencek sendiri apakah qurbannya sudah dilaksanakan atau belum, ya akhirnya dipercayakan ke syekhnya itu.
Daging ternak ini sendiri hanya sebagian kecil yang bisa disate dan sempat dimakan oleh jama'ah haji itu sendiri. Sebagian besar kemudian dibekukan dan dikirimkan ke negara-negara miskin di Afrika. Sebenarnya ada pendapat baru yang mengusulkan, bagaimana kalau qurban ini dilakukan saja langsung di negeri yang membutuhkan. Hal ini karena sepertinya qurban tidak harus dilakukan di Mina. Tempat penyembelihan qurban terbesar berada jauh di luar kota Makkah, dan tidak lagi termasuk Mina.
Baca Selengkapnya....